Sabtu, 05 Maret 2011

Menanti Kemunculan Al-Mahdi

Sebagian pecinta Ahlul Bait a.s meyakini setelah melihat perubahan besar yang terjadi di Timur Tengah pada hari-hari ini, setelah menyaksikan tumbangnya satu per satu para diktator yang berkuasa selama puluhan tahun tanpa memberikan ruang luas bagi kebebasan, keterbukaan, keadilan dan demokratisasi. Setelah melihat adanya harapan terciptanya hal paling mendasar, yaitu meratanya 'keadilan' di seluruh dunia, maka mereka meyakininya sebagai tanda-tanda kemunculan kembali [zhuhur] Imam Mahdi a.s.


Dalam hubungan ini, Revolusi Islam Iran di tahun 1979 menjadi awal harapan kemunculan kembali Imam Mahdi a.s, menyusul kemudian lahirnya revolusi-revolusi besar di tahun ini yang mengguncang Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, Bahrain, dan lain-lain. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Revolusi Islam Iran meratakan jalan bagi lahirnya Revolusi al-Mahdi. Dan revolusi-revolusi besar yang telah, sedang dan akan mengguncang Timur Tengah dan mungkin belahan bumi lainnya akan semakin meratakan dan memuluskan jalan bagi kemunculan kembali [zhuhur] Imam Mahdi a.s.
Dalam hubungan ini pula, Ayatullah 'Uzhma Sayyid Ali Khamenei dan beberapa ulama besar lainnya menyatakan revolusi-revolusi besar tersebut sebagai Revolusi Islam.
Presiden Iran, Ahmadinejad, mengindikasikan perubahan besar yang terjadi di Timur Tengan akan mengarah kepada terwujudnya pemerintahan global yang dipimpin Imam Mahdi a.s.
SEMOGA ALLAH MEMPERCEPAT KEMUNCULANNYA!

Berikut ini sedikit riwayat yang berkaitan dengan al-Mahdi dan penantian kita terhadapnya:

1. Rasulullah saww pernah berkata kepada puterinya Fathimah, "Bergembiralah wahai Fathimah, karena sesungguhnya al-Mahdi itu dari keturunanmu." (Kanzul 'Ummal, hadits 34208)

2. Imam Ali a.s berkata, "Al-Mahdi adalah bagian dari kami, dari keturunan Fathimah." (Kanzul 'Ummal, hadits 39675)

3. Rasulullah saww bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sebelum bumi dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan, kemudian keluar seorang dari keturunanku lalu ia memenuhi bumi dengan keadilan dan kedamaian setelah sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan." (Kanzul 'Ummal, hadits 38691)

4. Imam Ali a.s berkata, "Nantikanlah 'al-faraj' dan janganlah kamu putus asa dari Rahmat Allah, karena sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah azza wa jalla adalah menantikan 'al-faraj'." (Biharul Anwar 52/123/7)

Pertanyaan: apa yang dimaksud dengan al-faraj?
Secara linguistik, maknanya adalah kelapangan, keleluasaan, kenyamanan, kesenangan, hilangnya kesedihan atau penderitaan.
Namun secara terminologi atau pengertian yang lebih khusus adalah 'kemunculan kembali [zhuhur] Imam Mahdi a.s'.

5. Rasulullah saww bersabda, "Menantikan al-faraj dengan sabar merupakan ibadah." (Ad-Da'awat, al-Rawandi: 41/101)

6. Rasulullah saww bersabda, "Ibadah paling utama adalah menantikan al-faraj." (Biharul Anwar 52/125/11)

7. Imam Ja'far Shadiq a.s berkata, "Orang yang menantikan [imam] yang kedua belas adalah seperti orang yang menghunus pedangnya di hadapan Rasulullah saww dalam membelanya." (Biharul Anwar 52/129/24)

Namun, penantian dimaksud harus bersifat 'penantian aktif' dan bukan 'penantian pasif'. Maksudnya, kita harus menjadi bagian dari perubahan besar yang sedang dan akan terus berlangsung, bukan hanya sebagai 'penonton'. Minimal kita bisa mulai dengan mengusung dan mengaplikasikan 'keadilan' dalam lingkup keseharian kita, keluarga dan masyarakat sekitar kita. 
 
 

1 komentar:

  1. Allahumma sholy a'la sayyidina muhammad wa a'la ali sayyidina muhammad(wa ashabihi ajmain.)

    BalasHapus