
Memang, jika makna dari kemajuan dan peradaban adalah sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian "cendikiawan profesional", yaitu kebebasan dalam segala kemungkaran dan kemaksiatan, bahkan kebebasan terhadap homoseksualisme, dan sejenisnya, maka semua agama samawi, kaum cendekiawan, dan orang-orang yang berakal pasti akan menolaknya, meskipun orang-orang yang westernized atau easternized secara membabi buta mempropagandakan hal ini.
Sedangkan kelompok pendukung propaganda jenis kedua adalah mereka yang memiliki rencana untuk merusak (Islam) dan menganggap Islam terpisah dari pemerintahan dan politik. Kepada orang-orang yang tidak bijak ini, kita harus mengatakan bahwa Al Quran dan sunnah Rasulullah SAWW sedemikian banyak mengandung hukum-hukum mengenai pemerintahan dan politik. Bahkan, sebagian besar hukum-hukum ibadah dalam Islam adalah ibadah politik. Melalaikannya telah membawa bencana, seperti yang kita alami sekarang ini. Rasulullah SAWW membentuk pemerintahan, sebagaimana pemerintahan lainnya di dunia, dengan tujuan menegakkan keadilan dalam masyarakat. Khalifah-khalifah awal Islam juga memiliki pemerintahan yang luas. Pemerintahan Ali bin Abi Thalib a.s, juga memiliki tujuan yang sama, dengan cara yang lebih luas dan besar. Ini merupakan fakta sejarah. Setelah itu, secara bertahap pemerintahan yang dibentuk atas nama Islam telah berdiri. Sekarangpun banyak pemerintahan yang mengaku sebagai pemerintahn Islami dengan meneladani Islam dan Rasulullah SAWW.
Saya, dalam surat wasiat ini, hanya menyampaikan sekilas saja tentang masalah ini. Namun, saya berharap para penulis, sosiolog, dan sejarawan muslimin mampu keluar dari kesalahan pemahaman semacam ini. Islam menolak klaim yang sudah dikatakan -dan akan terus dikatakan-bahwa para nabi a.s. hanya berurusan dengan masalah spiritualitas serta menjauhkan diri dari pemerintahan dan administrasi. Kitapun harus melakukan penolakan ini karena semua ini merupakan kesalahan sangat besar, yang ujung-ujungnya akan menyeret bangsa-bangsa muslim kepada kejahatan, sekaligus membuka jalan bagi para imperialis yang haus darah.
Pemerintahan yang ditolak oleh Islam ialah pemerintahan setan yang diktatoris dan zalim; yang memiliki tujuan hanya untuk mencari kekuasaan serta tujuan-tujuan lainnya yang sesat dan terlarang. Mereka mengejar dunia, yaitu mengumpulkan kekayaan, harta, kekuasaan, dan berhala, atau dengan kata lain, dunia yang membuat manusia lalai dari kebenaran hakiki. Inilah yang ditolak oleh Islam. Sedangkan pemerintahan yang membela kaum tertindas, mencegah kezaliman, serta menegakan keadilan masyarakat, sebagaimana yang dulu diusahakan oleh Nabi Sulaiman bin Daud , dan para penerus agung beliau, adalah model pemerintahan yang penegakkannya merupakan kewajiban terbesar bagi kita. Mendirikan pemerintahan yang adil adalah bentuk ibadah yang tertinggi. Bangsa Iran yang telah bangkit dan sadar harus menghancurkan konspirasi ini dengan menggunakan pandangan Islam, serta dengan bantuan para orator dan penulis yang beriman. Mereka semua harus bangkit untuk menolong bangsa dan memotong tangan para pelaku konspirasi ini.
(c) Bentuk konspirasi lainnya, yang mungkin malah lebih jahat, adalah isu-isu yang beredar secara umum di negara ini, lebih-lebih lagi di ibukota- ibukota provinsi, bahwa pemerintahan Islam tidak melakukan apa-apa untuk rakyat. Isu-isu itu mengatakan, "Betapa malangnya rakyat yang dengan penuh semangat dan antusias berkorban untuk melepaskan diri rezim yang zalim, kini malah terperangkap oleh rezim yang lebih buruk! Orang-orang yang kuat semakin kuat dan orang-orang tertindas semakin tertindas! Penjara-penjara penuh dengan para pemuda yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa. Siksaan yang dilakukan rezim ini lebih kejam dan lebih tidak manusiawi dibandingkan dengan rezim sebelumnya. Setiap hari sejumlah orang dihukum mati atas nama Islam. Alangkah baiknya bila nama Islam tidak dilekatkan pada pemerintahan ini. Zaman sekarang lebih buruk daripada zaman Reza Khan dan anaknya. Rakyat tenggelam dalam kesulitan, kesusahan, dan harga-harga yang mencekik. Para pemimpin sedang mengarahkan rezim ini ke arah rezim komunis. Harta benda rakyat disita dan kebebasan bangsa dalam segala bentuk dipasung!"
Masih banyak lagi isu-isu semacam ini yang disebarluaskan secara konspiratif dan terencana. Dengan cara konspiratif dan terencana ini pula, kita saksikan setiap beberapa hari, satu isu dikemukakan di setiap sudut dan tempat. Di taksi-taksi, isu ini pula yang dibicarakan. Begitu pula di bis-bis dan dalam berbagai pertemuan. Jika satu isu telah usang, muncul lagi isu yang baru. Sayangnya, sebagian ulama yang tidak memahami tipu daya setan, hanya dengan berbicara dengan satu-dua orang pelaku konspirasi ini, mereka mengira bahwa isu itu benar adanya.
Orang-orang yang mendengar dan mempercayai isu-isu ini, tidak memiliki pengetahuan tentang kondisi dunia, revolusi-revolusi di dunia, kejadian-kejadian pasca revolusi, serta kesulitan-kesulitan yang tidak bisa dihindari. Mereka tidak memiliki informasi yang benar tentang berbagai transformasi pasca Revolusi Islam Iran, yang semuanya menguntungkan Islam. Mereka dengan mata tertutup dan tanpa pengetahuan, mendengarkan isu-isu ini dan secara sengaja maupun tidak, telah terpengaruh oleh isu-isu tersebut.
Saya mengajak Anda semua agar jangan dulu melontarkan kritikan destruktif terhadap kondisi yang ada, sebelum menelaah sejumlah hal yang membuat kondisi kita menjadi seperti sekarang ini. Bandingkanlah revolusi Islam dengan revolusi-revolusi lain di dunia. Kenalilah keadaan bangsa-bangsa yang sedang dalam masa revolusi dan apa yang terjadi pada mereka setelah revolusi.
Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kondisi bangsa kita yang telah ditindas oleh pemerintahan zalim Reza Khan dan lebih buruk lagi, Muhammad Reza, yang telah mewariskan kerusakan kepada bangsa ini. Kerusakan itu tampak pada dinasti Pahlevi sendiri, kementerian-kementerian, kantor-kantor, struktur perekonomian, militer, pusat-pusat hiburan, dan toko-toko penjual minuman keras, dengan cara memunculkan kebebasan tanpa batas dalam seluruh sektor kehidupan.
Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kondisi pendidikan dan pengajaran, kondisi sekolah-sekolah dan universitas, kondisi sinema, tempat hiburan, serta kondisi para pemuda, perempuan, ulama, orang-orang saleh, pejuang kebebasan yang beriman, kaum perempuan bertakwa yang tertindas, dan mesjid-mesjid di zaman pemerintahan zalim.
Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kasus-kasus orang-orang yang dihukum mati dan orang-orng yang dijatuhi hukuman penjara pada zaman itu. Perhatikanlah kondisi penjara dan kinerja para agen intelijen mereka. Telaahlah kondisi keuangan para investor dan pemakan lahan besar, juga para penimbun barang dan para pedagang yang menjual barang dengan harga mahal. Lihat juga kondisi kejaksaan dan pengadilan-pengadilan revolusi, kemudian bandingkan dengan kondisi kejaksaan dan pengadilan di masa lampau.
Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kondisi para anggota Parlemen Islam, para anggota kabinet, pejabat pemerintahan, dan para petugas negara lainnya yang kini bertugas, serta membandingkannya dengan zaman sebelumnya. Perhatikan kinerja pemerintah dan lembaga "Jihad Pembangunan" yang giat membangun di desa-desa terpencil, kawasan yang tidak memiliki akses atas segala pelayanan kesejahteraan, bahkan air minum dan puskesmas. Bandingkanlah semua itu dengan apa yang dilakukan rezim yang lalu.
Tidak bisa juga diabaikan kesulitan yang dialami selama perang Iran-Irak yang dipaksakan (oleh konspiror asing) selama delapan tahun, dan dampak-dampaknya, seperti jutaan pengungsi, keluarga syuhada, dan orang-orang yang mendapat akibat buruk selama perang. Fakta adanya jutaan pengungsi dari Afganistan dan Irak (yang mengungsi ke Iran) juga faktor yang tidak bisa begitu saja dilupakan. Apalagi embargo ekonomi, konspirasi terus-menerus yang dilancarkan AS dan para antek-anteknya, baik di luar maupun di dalam negeri, hingga kini masih berlangsung. Tambahkan pula faktor kurangnya tenaga mubalig yang memahami masalah, kurangnya tenaga hakim syar'i, dan puluhan masalah lainnya.
Saya meminta (Anda semua) agar sebelum mengenali masalahnya, janganlah menghambat pekerjaan pemerintah serta memberikan kritikan yang destruktif dan penuh caci-maki. Kasihanilah agama Islam yang terasing ini, yang setelah ratusan tahun tertindas dan dibodohi; agama yang hingga hari ini masih merupakan anak yang baru merangkak serta anak yang dikelilingi dan mendapatkan kesulitan dari musuh-musuh luar dan dalam. Kepada kalian yang telah sering menghambat pekerjaan pemerintah, marilah berpikir, bukankah lebih baik melakukan perbaikan dan berusaha menolong daripada menekan? Bukankah lebih baik memihak orang-orang yang terzalimi, tertindas, dan terasing daripada memihak para munafik, penindas, para investor dan penimbun yang tidak adil, yang tidak mengenal Tuhan? Bukankah lebih baik memperhatikan para korban teror, yang terdiri dari para ulama dan para pengabdi yang beriman dan terzalimi, daripada bergabung dengan kelompok-kelompok perusak dan teroris yang jahat, atau menjadi pendukung mereka secara tidak langsung?
Saya tidak pernah mengatakan dan tidak akan mengatakan bahwa hari ini, dalam pemerintahan ini, semua konsep Islam yang besar dengan segala dimensinya sudah bisa dilaksanakan. Saya juga tidak akan mengatakan bahwa saat ini, tidak ada lagi orang yang melakukan pelanggaran terhadap aturan Islam, baik karena kebodohan, keyakinan, atau ketidakdisiplinan. Namun, saya menjelaskan bahwa dewan legislatif, yudikatif, dan eksekutif tengah melakukan upaya sekuat tenaga dalam mengislamkan negara ini, dan bangsa ini -yang berjumlah jutaan orang-mendukung sekaligus membantu mereka. Jika kelompok minoritas yang selalu menghambat dan berusaha menghancurkan itu ikut juga menolong, realisasi dari cita-cita ini akan lebih mudah.
Akan tetapi, ketahuilah bahwa Jika Allah tidak menghendaki, mereka para penentang itu, tidak akan berhasil mencapai tujuannya, karena jutaan rakyat telah bangun dan memahami masalah. Rakyat kini hadir dalam medan perjuangan dan akan merealisasikan cita-cita Islam sesuai yang dikehendaki Allah dengan cara yang menakjubkan. Sementara itu, orang-orang penentang dan pelaku kejahatan tidak akan mampu melawan arus semangat juang ini.
Saya berani menyatakan bahwa bangsa Iran saat ini lebih baik daripada bangsa Hijaz pada masa Rasulullah SAWW atau masyarakat Kufah pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Husain bin Ali a.s. Bangsa Hijaz pada masa Rasulullah SAWW, meskipun telah menjadi muslim, mereka tidak mematuhi Rasulullah. Dengan berbagai dalih, mereka menolak untuk maju ke medan perang, sehingga Allah menurunkan ayat-ayat dalam Surah Al Taubah yang mengecam mereka dan menurunkan azab bagi mereka. Mereka sangat suka berbohong sampai-sampai Rasulullah -sebagaimana disebutkan dalam riwayat-mengutuk mereka di atas mimbar.
Begitu pula rakyat Irak dan Kufah pada zaman Imam Ali dan Imam Husein. Mereka sedemikian buruk berperilaku terhadap Amirul Mukminin dan tidak mau mematuhinya, sampai-sampai keluhan Amirul Mukminin terhadap mereka terkenal dalam catatan sejarah. Kaum Irak dan Kufah juga melakukan pengkhianatan terhadap Sayyidusy-Syuhada Husain bin Ali a.s. sehingga terjadilah apa yang telah terjadi, yaitu pembantaian terhadap Imam Husain dan keluarga beliau di Padang Karbala. Mereka yang tidak menodai tangan mereka dalam peristiwa pembantaian itu adalah mereka yang lari dari medan perang atau duduk berdiam diri sehingga kejahatan sejarah itu terjadi.
Namun, kini kita melihat bahwa bangsa Iran, mulai dari militer, kepolisian, garda revolusi, tentara rakyat, serta kekuatan rakyat, mulai dari pendekar suku-suku hingga para sukarelawan, telah melakukan pengorbanan dengan penuh semangat juang dan semangat rela berkorban. Betapa indahnya irama perjuangan yang mereka ciptakan. Kita juga melihat betapa besar bantuan yang diberikan oleh rakyat terhormat dari seluruh negeri ini. Kita juga melihat para keluarga yang ditinggalkan oleh para syuhada dan para korban perang, dengan wajah yang penuh kepahlawanan serta dengan tutur kata yang penuh semangat dan memberikan ketenangan, telah bertemu dengan saya dan Anda.
Semua ini berasal dari cinta dan iman yang besar dalam jiwa mereka terhadap Allah SWT, Islam, dan kehidupan yang abadi. Padahal, mereka tidak sezaman dengan Rasulullah SAWW dan tidak pula sezaman dengan para Imam Maksum a.s. Motivasi mereka adalah iman kepada Yang Gaib. Inilah rumus keberhasilan dan kemenangan dalam berbagai bidang. Islam harus berbangga karena telah mendidik anak-anak seperti ini dan kitapun berbangga karena berada pada zaman ini, serta berada di tengah-tengah bangsa seperti ini.
Saya dalam kesempatan ini berwasiat kepada mereka yang dengan berbagai motivasi, menentang Republik Islam serta kepada para pemuda yang telah dimanfaatkan oleh orang-orang munafik dan oportunis. Ambillah keputusan dengan adil dan pikiran yang bebas. Dengan cermat, pelajarilah propaganda dari pihak-pihak yang ingin menghancurkan Republik Islam. Bagaimana kualitas kerja mereka dan perilaku mereka terhadap rakyat kecil? Siapakah kelompok dan negara-negara asing yang menjadi pendukung mereka? Siapa pula kelompok-kelompok serta tokoh-tokoh di dalam negeri yang memayungi mereka? Bagaimana akhlak dan perilaku mereka di antara mereka sendiri dan di antara pendukung mereka? Bagaimana perubahan sikap mereka dalam menghadapi berbagai situasi? Perhatikanlah semua itu dengan cermat dan tanpa nawa nafsu.
Pelajari pula bagaimana keadaan orang-orang di dalam tubuh Republik Islam yang telah gugur syahid di tangan para munafikin dan penyeleweng. Bandingkanlah antara mereka dengan musuh-musuh mereka. Perhatikanlah, siapakah di antara kedua kelompok itu yang lebih memiliki keberpihakan kepada orang-orang yang tertindas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar