Selasa, 09 Maret 2010

Rahbar : Masalah Persatuan Ummat Islam dan Palestina sebagai Kewajiban Syariat

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di Hari Kelahiran Nabi “Cahaya, Keadilan dan Rahmat”, pamungkas para nabi dan Hari Kelahiran Shadiq Alu Muhammad, Imam Jakfar Shadiq as dalam pertemuan dengan para pejabat pemerintah dan masyarakat dari pelbagai kalangan menyebut upaya memproduksi ulang hakikat Islam dan ajaran Nabi Muhammad saw adalah kebutuhan pasti dan mendasar umat Islam. Persatuan antarpengikut mazhab-mazhab Islam menjadi faktor bagi solusi masalah, kemajuan dan ketinggian dunia Islam.

Dalam pertemuan yang dihadiri juga oleh pemimpin tiga lembaga tinggi negara, Ketua Dewan Penentu Kebijakan Negara, para tamu dan ulama peserta Konferensi Persatuan Islam serta duta-duta besar negara Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengucapkan selamat atas kelahiran bersejarah dan penuh berkah “inti keutamaan ilahi dan pilihan kebaikan alam Muhammad bin Abdillah saw” dan kelahiran “pewaris Nabi dan penyebar Islam murni, Imam Jakfar Shadiq as. Ditambahkannya, “Kemuliaan manusia dan keutamaan akhlak manusia berutang pada kelahiran suci dan penuh cahaya Nabi Muhammad saw dalam “kegelapan bertumpuk dari kebodohan, kerusakan dan kelalaian.”

Rahbar menilai umat Islam benar-benar membutuhkan pemikiran dan pelajaran dari hidayah penuh cahaya Nabi Muhammad saw, pamungkas para nabi. Seraya menyinggung populasi luar biasa, keistimewaan letak geografi, sumber-sumber kehidupan dan potensi sumber daya manusia yang melimpah dunia Islam, beliau menyampaikan sebuah pertanyaan, bagaimana umat Islam dengan pelbagai keistimewaan yang dimilikinya tampak bingung. Dari satu sisi, umat Islam menghadapi pelbagai masalah seperti kemiskinan, diskriminasi, kebodohan dan kelemahan budaya dan dari sisi yang lain mereka tidak mampu mempertahankan hak-haknya di hadapan para arogan dunia.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mencontohkan masalah Palestina sebagai bukti ketidakmampuan dunia Islam dalam membela hak-hak umat Islam. Dikatakannya, “Penjarahan negara bersejarah dan suci Palestina dan kezaliman tanpa henti dan berkelanjutan dari rezim Zionis Israel terhadap bangsa tertindas Palestina merupakan luka besaar yang sangat mengganggu tubuh umat Islam. Namun dunia Islam secara keseluruhan malah mereaksinya seakan-akan masalah Palestina tidak ada hubungan dengannya.”

Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut pemerintah haram dan Zionis Israel sebagai tumor berbahaya dan ditambahkannya, “Kembali kepada Islam dan menjadikan ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw sebagai inti pergerakan umat Islam merupakan satu-satunya cara untuk melawan tumor mematikan dan para pendukungnya.

Saat menjelaskan sebab-sebab ketidakmampuan dunia Islam membela hak-hak umat Islam, Rahbar tidak lupa menyebut upaya tanpa henti Amerika, Inggris, dan musuh-musuh umat Islam lainnya untuk menciptakan perselisihan dan friksi dalam tubuh umat Islam. Ditegaskannya, “Para arogan dan kekuatan hegemoni tahu betul bahwa peselisihan dan dualisme dapat menyimpangkan umat Islam dari masalah paling penting bernama Palestina. Oleh karenanya, mereka berusaha mengobarkan api “perselihan etnis, mazhab dan geografi” dalam hati Syiah dan Ahli Sunnah dan pengikut mazhab-mazhab lain dengan segala fasilitas yang dapat dimanfaatkan.

Rahbar menilai persatuan dan solidaritas sebagai kebutuhan paling penting umat Islam. Seraya menyeru negara-negara, cendikiawan, ulama dan aktivis politik dan sosial negara-negara Islam untuk melaksanakan kewajibannya dalam merealisasikan persatuan. Ditambahkannya, “Bila kesadaran Islam telah meluas dan mendalam, hati umat Islam semakin dekat satu dengan lainnya, semakin terbuka jalan berinteraksi, kerjasama dan kemajuan kolektif, niscaya banyak dari masalah yang dihadapai dunia Islam, termasuk masalah Palestina dapat diselesaikan.”

Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut kewajiban “membela tanah air Islam yang diagresi” merupakan hal yang disepakati semua mazhab Islam dan menambahkan, “Sekalipun sepakat dalam hal ini, patut disesalkan dunia Islam berada di bawah pengaruh teriakan dan konspirasi Amerika dan Inggris guna menciptakan perselisihan antara Syiah, Ahli Sunnah dan mazab-mazhab Islam lainnya.

Rahbar menekankan bahwa persatuan umat Islam dan membela masalah Palesstina merupakan tujuan dan prioritas Republik Islam Iran. Beliau juga mengingatkan kembali ucapan dan penekanan Imam Khomeini ra soal persatuan umat Islam dan masalah Palestina seraya menambahkan, “Republik Islam Iran, seluruh pejabat dan bangsa besar Iran memandang masalah ini sebagai prinsip dan kewajiban syariat dan ucapan mereka senantiasa satu terkait masalah ini.”

Rahbar menilai kesadaran umat Islam yang semakin bertambah dan teriakan bangsa-bangsa dunia dalam membela Palestina merupakan refleksi yang sangat tepat dengan suara kebenaran Republik Islam dalam opini publik dunia Islam. Ditambahkannya, “Negara-negara Islam dengan mengikuti Rasulullah saw harus merealisasikan persatuan umat Islam dan pembelaan atas hak-hak mereka, khususnya dalam menghadapi “tumor Zionis Israel dan para pendukungnya” agar kemajuan dan kebahatiaan dunia dan akhirat umat Islam dapat terwujud dengan bantuan ilahi.”

Di awal acara peringatah Hari Kelahiran Nabi Muhammad saw dan Imam Jakfar Shadiq as, Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Republik Islam Iran turut menyampaikan selamat atas kelahiran “Nabi Cita dan Kasih Sayang” dan “Utusan Ilmu dan Hikmah” dan mengatakan, “Hari ini, umat manusia lebih membutuhkan pengetahuan dan ajaran Nabi Muhammad saw agar dapat memusnahkan “kebodohan dan hegemoni”, “kebuasan dan penghinaan” dan “perselisihan dan diskriminasi”. Dengan menegakkan keadilan dan monoteisme umat manusia dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.”

Presiden Ahmadinejad menyinggung pesan-pesan kehaliran pamungkas para nabi, Muhammad saw seraya mengatakan, “Kemenangan Revolusi Islam Iran telah mengubah bangsa mukmin dan mulia Iran sebagai pengibar panji-panji kebenaran, keadilan dan kesucian. Dengan persatuan dan solidaritas jalur kesempurnaan ini akan terus dilanjutkan.”

Di akhir acara, para ulama peserta Konferensi Persatuan Islam dari dekat melakukan dialog dengan Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam suasana penuh keakraban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar