Kamis, 24 Februari 2011

Rahbar: Jangan Sampai Kaum Imperialis Merampas Kebangkitan Rakyat Regional


Cetak
21/02/2011
 Pemimpin Besar Republik Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, atau Rahbar menilai munculnya gerakan yang terjadi di negara-negara Islam dalam beberapa waktu terakhir sebagai reaksi terhadap penghinaan berkepanjangan oleh kaum imperialis. Rahbar mengimbau para ulama, cendikiawan, dan kalangan kampus negara-negara Islam untuk tidak membiarkan kaum imperialis merampas gerakan besar rakyat tersebut.

Hal itu dikemukakan Senin pagi (21/2) oleh Rahbar dalam pertemuan dengan masyarakat, duta besar, dan perwakilan dari negara-negara Islam, serta para pejabat tinggi dan militer Iran, dalam memperingati maulid Nabi Muhammad saw dan kelahiran Imam Ja'far Shadiq as.
Beliau mengucapkan selamat atas hari gembira ini kepada bangsa Iran, umat Islam, dan para penuntut kebenaran dan kebebasan di dunia. Rahbar mengatakan, "Kelahiran Rasulullah saw merupakan titik mula fajar yang cerah dalam kehidupan umat manusia."
Seraya menjelaskan bahwa berkat kelahiran mulia ini, bimbingan ilahi dapat disaksikan oleh mata masyarakat pada masa itu, Rahbar menegaskan, "Istana raja-raja yang zalim rutuh, kuil penyempahan api padam, dan nilai-nilai sakral khurafat di berbagai belahan bumi sirna berkat kekuatan Allah swt."
Rahbar menilai kelahiran Rasulullah saw sebagai mukaddimah bi'tsah dan mengatakan, "Dalam bi'tsah itu, rahmat Allah swt diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Seraya menekankan bahwa seluruh makhluk di dunia merasakan berkah wujud suci Rasulullah, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Segala sesuatu yang muncul berkat kemajuan ilmiah, berbagai wawasan, dan penemuan di dunia, semuanya adalah berkat kemunculan cahaya Islam pada era sejarah yang mekakjubkan kala itu."
Rahbar menambahkan bahwa jika manusia memiliki wawasan yang lebih luas, mengenal islam dan memahami pesannya, maka dewasa ini lembaran sejarah umat manusia akan berbeda.
Seraya menjelaskan bahwa kebodohan dan kedangkalan pemikiran manusia telah membuat kita terbelakang, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menandaskan, "Semakin sejarah bergerak maju, maka makrifat dan kapasitas manusia untuk lebih memahami juga semakin bertambah serta pemanfaatan cahaya kehidupan juga semakin meningkat."

Rahbar menjelaskan bahwa dewasa ini kita menyaksikan indikasi-indikasi pemahaman lebih besar tersebut. Menurut beliau, dewasa ini dunia yang berada di bawah tekanan berat peradaban materi, berusaha mencari jalan keluar.
Ayatullah Khamenei menuturkan bahwa hal-hal yang dapat disaksikan dari kebangkitan di sejumlah negara Islam termasuk Mesir dan Tunisia, merupakan tanda-tanda dari kemarahan umat manusia.
Rahbar menekankan, "Kaum imperialis dunia mencampuri urusan kehidupan, ekonomi, pemahaman, budaya, dan perspektif masyarakat, serta menyesatkan mereka, yang hasilnya adalah kehidupan berada dalam kegelapan, padahal kegelapan bertentangan dengan fitrah manusia."

Beliau mengatakan, "Namun pada akhirnya fitrah manusia akan bangkit seperti yang tengah terjadi di dunia."
Di bagian lain pernyataannya, Rahbar menjelaskan bahwa dunia Barat yang terjebak pengaruh materi juga telah lelah. Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei menyinggung ketidakpuasan masyarakat Barat terhadap budaya materi seraya mengatakan, "Jika kaum Muslim mampu memperkenalkan Islam dengan baik melalui ucapan dan perilaku mereka, maka pasti kecenderungan terhadap Islam akan mendunia, dan tentu masalah ini membuat tugas umat Islam dalam membenahi pemikiran dan perilaku mereka semakin berat."

Rahbar menilai pengungkapan penentangan terhadap kehadiran kaum imperialis merupakan dampak pertama dari kebangkitan bangsa-bangsa Muslim di kawasan. "Amerika Serikat berupaya keras menghindar menjadi target gerakan besar rakyat regional namun upaya itu akan gagal mengingat bangsa-bangsa telah memahami bahwa politik Amerika dan elemen-elemennya, adalah faktor utama penghinaan, perselisihan, dan perpecahan antarnegara. Oleh karena itu kunci penyelesaian masalah umat Islam adalah pembersihan seluruh pengaruh Amerika di kawasan."

Munculnya perpecahan antarbangsa dan negara merupakan di antara dampak politik Amerika Serikat di Timur tengah. Rahbar mengatakan, partisipasi bangsa-bangsa regional di kancah telah menumpulkan tombak kesewenang-wenangan Amerika dan jika pemerintah-pemerintah tersebut menyertai tuntutan rakyatnya, maka baik Amerika Serikat maupun kekuatan adidaya lain tidak akan mampu memaksakan kehendak mereka.

Beliau menyebut pemerintahan ilegal rezim Zionis sebagai tumor dan faktor utama munculnya berbagai penyakit dan gangguan politik-ekonomi di kawasan. Rahbar lebih lanjut menegaskan, "Kaum imperialis mengerahkan seluruh daya untuk menjaga tumor penyulut perang dan perpecahan itu namun kebencian bangsa-bangsa terhadap tumor tersebut semakin nyata."
Beliau menilai tugas para ulama serta tokoh politik-ilmiah dan universitas dalam membimbing gelombang kebangkitan Islam yang semakin meluas di kawasan menjadi semakin berat. Dikatakan beliah bahwa para cendikiawan di negara-negara regional tidak boleh membiarkan mesin-mesin imperialis menggunakan berbagai sarana untuk mencuri dan merampas gerakan kebangkitan bangsa-bangsa.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam hal ini menjelaskan, "Pemeliharaan dan pembimbingan gerakan kebangkitan Islam mengarah pada tujuan-tujuan mulia, sebagai persiapan terwujudnya masa depan yang cerah bagi kawasan dan umat Islam." Menyinggung berbagai kriteria masyarakat dan geografis serta sumber-sumber melimpah 1,5 milyar umat Islam, Rahbar menandaskan, "Kondisi umat Islam saat ini harus berubah dan berkat pertolongan Allah swt, perubahan tersebut akan terealisasi tidak lama lagi."
Bersandarkan pada ayat-ayat al-Quran, Rahbar menyatakan bahwa bertawakal dan berendah diri di hadapan Allah swt, kasih sayang terhadap saudara-saudara seiman, serta perlawanan dan ketegaran di hadapan kaum imperialis dan orang-orang zalim, sebagai kriteria seorang Muskim dan sebuah masyarakat Islam. Ditambahkan beliau, bangsa Iran dengan pertolongan Allah swt, akan melanjutkan jalan penuh kebahagiaan ini dan bangsa-bangsa Islam lain juga harus bergerak perlahan-lahan ke arah itu sehingga janji Allah swt akan terealisasi : و العاقبه للمتقین

Di awal pertemuan tersebut, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyinggung kesabaran, resistensi, ibadah, kerakyatan, keadilan, perlindungan terhadap orang-orang mazlum, kemuliaan, dan kehormatan Nabi Islam, Muhammad Rasulullah saw, seraya mengatakan, "Ajaran Rasulullah telah menjadi sebuah tujuan global dan tuntutan masyarakat dan sejumlah masyarakat dalam pencarian hakikat mereka, bangkit melawan penghinaan, kezaliman, dan aksi perampasan kaum imperialisme."
Ahmadinejad menegaskan, "Meski kaum imperialis telah menyusun rencana rumit, namun bangsa-bangsa tetap melawan dan cenderung pada jalan para nabi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar