
Kemudian, naskah surat yang telah diubah itu digandakan oleh Imam. Naskah asli kembali diberikan kepada Dewan Ahli, sedangkan naskah kedua diberikan oleh Imam kepada Pengurus Pusara Imam Ridha a.s. Akhirnya, pada tanggal 15 Khordad 1368 (5 Juni 1989), sehari setelah Imam wafat, surat wasiat tersebut untuk pertama kalinya dibuka dan dibacakan oleh Ayatullah Khamenei di depan sidang Dewan Ahli.
Surat wasiat Imam Khomeini ini diawali dengan sebuah pemaparan singkat tentang dasar-dasar kebenaran madzhab Syiah. Setelah itu, Imam memaparkan hakikat dari ajaran Rasulullah SAWW sambil menunjukkan sejumlah contoh. Imam lalu menjelaskan kebatilan orang-orang yang mengklaim diri sebagai pembela agama Islam, padahal di balik semua itu, mereka adalah sahabat dari negara musuh Islam bernama Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan dalam bagian pembukaan dari surat wasiatnya.
Kemudian, di bagian selanjutnya, Imam mengajak generasi saat itu dan generasi mendatang agar menjaga sekaligus melanjutkan revolusi Islam. Imam menjelaskan secara gamblang potensi yang dimiliki agama Islam dalam membimbing manusia ke arah kebahagiaan hakiki. Seruan dan ajakan Imam itu ditujukan kepada berbagai lapisan masyarakat, seperti para pejabat dan politisi pada pemerintahan Islam Iran, para pemimpin negara-negara muslim, serta kaum muslimin dan orang-orang tertindas di seluruh dunia. Seruan-seruan Imam tersebut beliau bagi ke dalam 18 butir. Selamat membaca!
Ali Reza Esmaili (penyusun buku)
Naskah Lengkap Wasiat Politik Ilahiah Imam Khomeini
بسم الله الرحمن الرحيم
قال رسول الله (ص): اني تارك فيكم الثقلين كتاب الله و عترتي اهل بيتي فانهما لن يفترقا حتي يردا علي الحوض .
الحمد لله و سبحنك اللهم صلي علي محمد و آله مظاهرجمالك و جلالك و جزائن اسراركتابك تجلي....
Saya merasa pada tempatnyalah untuk menyampaikan risalah singkat dan pendek mengenai tsaqalain atau dua hal yang penting ini; bukan dari sisi kedudukan gaib, maknawiah, dan irfani keduanya, karena pena saya tidak sanggup untuk menuliskannya. Derajat irfani keduanya lebih tinggi dari malak hingga malakut yang tertinggi serta dari sana hingga alam lahut. Derajat irfani keduanya lebih besar dari apa yang bisa saya dan Anda fahami, sehingga untuk memahami ketinggian derajat mereka adalah sesuatu hal yang berat, bila tidak saya katakan tidak mungkin.
(Saya merasa perlu untuk menyampaikan risalah ini) bukan karena segala sesuatu yang telah terjadi pada umat manusia, meskipun sangat banyak dari mereka yang telah memisahkan diri dari hakikat kedudukan tsiql akbar dan tsiql kabir , yang keduanya memiliki superioritas keagungan dibandingkan segala apapaun yang ada di alam ini, dan bahkan, tsiql akbar memiliki kebesaran yang mutlak; bukan pula dari apa yang telah ditimpakan para musuh Allah dan para penguasa yang zalim terhadap kedua tsiql itu. Menghitung semua kejadian itu tidak mungkin bagi saya karena terbatasnya informasi dan waktu yang saya miliki. Namun, tetap saja saya melihat sangat tepat dalam kesempatan ini untuk meninjau secara singkat apa yang telah terjadi terhadap kedua tsiql ini.
Mungkin kalimat "Lan yaftariqa hatta yarida ‘alayya al-Haudh" mengisyaratkan pada hakikat bahwa setelah kepergian Rasulullah Nabi Muhammad SAWW , apa yang terjadi pada salah satu dari tsaqalain ini akan menimpa pula terhadap yang lain. Artinya, tindakan umat Islam untuk memisahkan diri dari salah satunya berarti memisahkan diri dari keduanya, sampai kelak ketika kedua wasiat Rasul itu menemui Rasulullah di Telaga Haudh.
Lalu, apakah Haudh merupakan tempat bertemunya sesuatu yang jamak dengan sesuatu yang tunggal , dan tempat melesapnya tetesan ke dalam lautan, ataukah itu memiliki makna yang lain yang tidak mampu dicerna oleh akal dan irfan manusia? Yang pasti, harus dikatakan bahwa kekejaman yang dilakukan terhadap kedua wasiat Rasulullah SAWW itu berarti kekejaman yang tidak hanya dilakukan terhadap kaum muslimin, melainkan kekejaman terhadap seluruh umat manusia, yang (besarnya kekejaman itu) tidak bisa dituliskan oleh pena.
Ada satu poin penting yang harus disebutkan, yaitu bahwa hadis tsaqalain ini bernilai mutawatir di antara kaum muslimin. Hadits ini tercantum dalam kitab-kitab Ahlus-sunnah yang biasa disebut sebagai Kutub Al Sittah , serta kitab-kitab lainnya dengan redaksi yang berbeda-beda , dan dalam pembahasan yang berbeda-beda, yang dikutip dari ucapan Rasulullah SAWW secara mutawatir. Hadis yang mulia ini merupakan hujjah (argumen) yang tegas bagi umat manusia, terutama kaum muslimin dari berbagai madzhab. Adalah menjadi kewajiban kaum muslimin yang telah mendengar hujjah yang sempurna mengenai hadits ini untuk mempertanggungjawabkan pengamalan mereka atas hadits tersebut. Hanya orang-orang yang tidak mengetahui masalah ini saja yang bisa dimaafkan.
Kini, marilah kita melihat apa yang telah terjadi bagi Kitabullah yang telah diwariskan oleh Rasulullah untuk kita, kaum muslimin. Masalah yang sangat disayangkan dan harus kita tangisi dengan air mata darah adalah kejadian yang dimulai setelah gugurnya Imam Ali. Orang-orang yang egois dan para penguasa yang zalim telah menjadikan Al Quran hanya sebagai alat untuk mendirikan pemerintahan yang tidak Qurani. Sementara itu, para mufasir Al Quran dan orang-orang yang mengetahui kebenaran Al Quran secara paripurna sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAWW disingkirkan dengan alasan yang berbeda-beda dan dengan konspirasi yang telah dirancang sebelumnya. Padahal, para mufassir inilah yang mendengarkan seruan Rasul "Inni taaraktu fiikumuts-tsaqalain".
Orang-orang yang selalu bersama dengan Al Quran, yang di dalamnya terdapat petunjuk terbesar kehidupan duniawi dan maknawiah bagi manusia hingga kelak memasuki Telaga Haudh, justru malah disingkiran dari medan oleh orang-orang zalim. Mereka (orang-orang zalim itu)lah yang telah menggantikan kebenaran pemerintahan Ilahi yang adil, yang merupakan salah satu idealisme kitab suci ini, dengan pemerintahan yang batil. Mereka telah meletakkan dasar dan prinsip penyelewengan terhadap agama Allah, Kitabullah, serta sunnah-Nya hingga terjadilah hal-hal memalukan yang tidak mampu dituliskan oleh pena.
Setiap kali bangunan (pemerintahan) yang miring ini terus berjalan ke depan, semakin miring dan semakin besarlah penyelewengan yang terjadi. Hingga, akhirnya Kitab Suci ini dijadikan oleh para penguasa zalim untuk menyingkirkan para manusia suci. Akibatnya, terjadilah situasi ketika Al Quran dijadikan alat untuk mendirikan kesesatan dan kerusakan sekaligus alat untuk menjustifikasi para pezalim dan orang-orang yang ingkar dari kebenaran Allah.
Padahal, Al Quran Al-Karim yang diturunkan secara gradual dari derajat tauhid yang tinggi ke derajat kesempurnaan Muhammadi ini , dibuat untuk membebaskan para putera "'allamahul-asma" dari cengkeraman setan dan para penguasa zalim. Al Quran diturunkan untuk mengantarkan manusia kepada keadilan dan keseimbangan. Sayang sekali, di tangan para musuh Allah dan orang-orang yang bodoh, Kitab Suci yang merupakan penentu nasib manusia ini tidak memiliki peran selain di kuburan dan majelis-majelis kematian. Al Quran yang seharusnya menjadi alat pemersatu kaum muslimin dan manusia, serta menjadi petunjuk kehidupan bagi mereka, malah menjadi alat untuk memecah-belah dan sumber perseteruan, atau bahkan sama sekali disingkirkan dari kehidupan.
Saya melihat bahwa jika ada orang yang mengambil langkah untuk mendirikan pemerintahan Islam dan membicarakan politik-sesuatu yang sesungguhnya merupakan peran besar Islam dan Rasulullah SAWW, serta merupakan isi dari Al Quran dan sunnah-mereka akan menyatakan bahwa hal itu adalah kesalahan besar dan mereka akan menjulukinya sebaga "ulama politis" , sekaligus menganggapnya sebagai ulama yang tidak beragama. Hal ini masih terus terjadi hingga saat ini.
Akhir-akhir ini, kekuatan Setan Besar dengan menggunakan pemerintahan-pemerintahan yang menyeleweng dari ajaran Islam, yang selalu berbohong atas nama Islam, terus-menerus berupaya untuk menyingkirkan Al Quran. Untuk mengokohkan tujuan-tujuan syaitaniah ini, negara adidaya dunia turut membantu mencetak Al Quran dengan indah dan mengirimkannya ke bebagai penjuru dunia. Dengan tipuan seperti ini, mereka telah melemparkan Al Quran keluar dari kehidupan. Kita semua melihat betapa Al Quran yang dicetak oleh Muhammad Reza Pahlevi telah menipu sebagian orang. Sebagian ulama yang tidak memahami maksud Pahlevi itu bahkan memuji-mujinya. Kita juga melihat bahwa Raja Fahd setiap tahun menggunakan dana besar yang tak terbatas, yang diambil dari rakyatnya, untuk mencetak Al Quran dalam rangka mendirikan pusat-pusat propaganda madzhab yang anti Al Quran, sekaligus menyebarluaskan faham Wahabi , yaitu sebuah madzhab yang tidak memiliki asas kuat sekaligus penuh dengan pandangan khurafat. Al Quran yang mulia ini malah dijadikan alat untuk mendorong masyarakat yang lalai dari berbagai bangsa untuk berpihak kepada adidaya. Orang-orang inilah yang menggunakan Islam yang mulia dan Al Quran Al Karim justru untuk menghancurkan Islam dan Al Quran itu sendiri.
Kita merasa bangga, dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa ini bersama keseluruhan wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al Quran. Kita bangga karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al Quran-yang menyerukan persatuan kaum muslimin, bahkan seluruh manusia-dari kuburan- kuburan, sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia dari berbagi ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka; ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan penghambaan pada penguasa zalim.
Kita merasa bangga bahwa kita adalah pengikut madzhab yang didirikan oleh Rasulullah atas perintah langsung dari Allah, dan madzhab ini juga ditumbuhkembangkan oleh Imam Ali a.s., hamba yang telah membebaskan diri dari segala ikatan sekaligus menjadi petugas bagi pembebasan umat manusia dari segala rantai besi dan perbudakan.
Kita merasa bangga bahwa kitab Nahjul Balaghah , yang setelah Al Quran, merupakan kitab teragung yang berisi aturan kehidupan duniawi dan maknawi, kitab tertinggi yang membebaskan manusia, serta kitab yang memuat aturan-aturan maknawi dan pemerintahan, yang merupakan jalan pembebasan terbesar; ternyata berasal dari Imam suci kita.
Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita, mulai dari Imam Ali a.s. hingga Imam Mahdi a.s., (seribu salam dan shalawat bagi mereka) semua adalah imam kita. Imam Mahdi a.s. adalah penyelamat manusia dan pemilik zaman, yang dengan kekuasaan Allah yang Maha Kuasa, masih hidup di tengah-tengah kita dan menjadi pengawas segala urusan.
Kita merasa bangga memiliki berbagai kitab bernilai tiada tara, yang berasal dari para Imam Maksum kita, seperti doa-doa yang memberikan kehidupan yang disebut sebagai Quran Sha'id. Kita juga punya Munajat Sya'baniah para imam, Doa Arafah dari Husain bin Ali as., Shahifah Sajjadiah dari Imam Ali bin Husain dan Shahifah Fathimiah yang merupakan kitab yang diilhamkan Allah SWT kepada Fathimah Az-Zahra s.a.
Kita merasa bangga bahwa kita memiliki seorang Baqirul Ulum , sebagai pribadi yang tertinggi dalam sejarah, dan tidak ada yang bisa memahami ketinggian posisinya itu selain Allah, Rasulullah SAWW dan para Imam Maksum a.s..
Kita merasa bangga bahwa madzhab kita adalah madzhab Ja'fari, yang meletakkan dasar-dasar sistematika fiqih kita; yang keilmuan beliau bagaikan sebuah lautan tanpa batas. Fiqih kita merupakan hasil karya beliau dan kita merasa bangga telah menjadi pengikut seluruh Imam Maksum a.s.
Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita adalah pejuang di di jalan Allah dan Islam. Mereka juga adalah pejuang di jalan penegakan Al Quran yang menyuruh umat manusia untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang adil. Kita bangga karena dalam usaha mereka untuk menentang pemerintahan yang zalim, mereka telah dipenjara, diasingkan, dan akhirnya gugur syahid. Dan kita hari ini merasa bangga bahwa kita ingin menegakkan tujuan-tujuan Al Quran dan sunnah. Kita juga bangga karena berbagai lapisan masyarakat dari bangsa kita telah menyatakan kesiapannya untuk berkorban, baik jiwa maupun raga, di jalan yang besar dan menentukan nasib ini.
Kita merasa bangga bahwa kaum perempuan, baik tua maupun muda, kecil maupun besar, selalu siap hadir di kancah kebudayaan, ekonomi, dan militer. Mereka semua bahu-membahu bersama para lelaki, dan dalam beberapa hal, kaum perempuan itu mampu mengerjakannya secara lebih baik dari para lelaki itu. Kita bangga karena kaum perempuan kita sanggup beraktivitas di jalan Allah, Islam, dan Al Quran.
Mereka yang mampu berperang, telah bergabung dalam pendidikan militer, karena membela Islam dan negara Islam merupakan kewajiban penting. Kaum perempuan kita juga dengan gagah berani mampu melepaskan diri dari kepungan konspirasi musuh-musuh Islam, yaitu mereka yang tidak mengenal hukum-hukum Islam dan Quran; mereka yang terikat pada khurafat yang dibawa oleh musuh kepada orang-orang yang tidak bijaksana, serta sebagian ulama yang tidak mengetahui apa yang baik bagi kaum muslimin.
Sementara itu, kaum perempuan kita yang tidak memiliki kemampuan berperang telah membaktikan diri mereka di belakang medan perang dengan memberikan bantuan yang sangat bernilai, bantuan yang membuat hati bangsa bergetar karena senang dan gembira, sementara hati para musuh, dan orang-orang bodoh yang lebih berbahaya dari musuh, bergetar karena marah.
Kita juga berkali-kali melihat, betapa kaum perempuan kita bagaikan Zainab a.s. yang berseru bangga karena mereka telah mengorbankan anak-anak mereka serta segala sesuatu yang dimiliki di jalan Allah SWT dan Islam. Kaum perempuan itu bangga atas hal ini karena mereka mengetahui bahwa yang akan mereka dapatkan lebih tinggi dari surga na'im , yang tidak ada bandingannya dengan kenikmatan dunia yang sama sekali tidak bernilai ini.
Bangsa kita, bahkan jutaan bangsa-bangsa muslim dan kaum tertindas di dunia, merasa bangga karena musuh mereka adalah juga musuh Allah yang Mahabesar, musuh Al Quran Al-Karim, dan musuh Islam yang mulia. Kita bangga karena musuh mereka adalah hewan-hewan yang tidak pernah berhenti dalam melakukan kejahatan dan pengkhinatan demi mencapai tujuan-tujuan jahat mereka. Untuk mencapai posisi kepemimpinan dan keserakahan , orang-orang jahat itu tidak mengenal kawan atau lawan.
Ketahuilah, bahwa panglima tertinggi mereka adalah Amerika Serikat, sebuah negara yang esensinya adalah terorisme yang telah membakar seluruh penjuru dunia. Sementara itu, sekutu AS adalah gerakan Zionisme Internasional yang selalu melakukan kejahatan dalam mencapai tujuan-tujuan tamaknya. Inilah rezim yang wataknya sangat memalukan, bahkan bila esensinya itu hanya diungkapkan lewat tulisan pena atau ucapan lidah sekalipun. Demi mencapai impian bodoh mereka, yaitu Israel Raya , mereka telah melakukan segala bentuk kejahatan.
Negara-negara Islam dan kaum tertindas dunia merasa bangga bahwa musuh-musuh mereka adalah Husein dari Yordania , Hasan dari Maroko , dan Husni Mubarak dari Mesir , yang bekerja sama dengan Isarel dalam berbagai kejahatan demi mengabdi kepada AS dan Israel. Mereka adalah musuh-musuh Islam yang tidak segan-segan melakukan kejahatan, bahkan kepada bangsa mereka sendiri. Dan kita merasa bangga bahwa musuh kita adalah Saddam yang mengabdi kepada paham Aflack. Ialah diktator yang oleh kawan ataupun lawannya, dikenal sebagai pelaku kejahatan dan pelanggar hak-hak internasional, sekaligus pelanggar hak-hak asasi manusia. Semua mengetahui bahwa kejahatan yang dia lakukan kepada bangsa tertindas Irak dan negara-negara Syeikh di Teluk, tidak kurang dari kejahatan yang dia lakukan terhadap Iran.
Kita dan negara-negara tertindas di dunia juga merasa bangga bahwa setiap tuduhan kejahatan dan pengkhianatan yang ditimpakan kepada kita dan semua kaum tertindas dunia, selalu datang dari media massa dan badan-badan propaganda dunia, yang melakukan semua itu atas perintah negara-negara adidaya.
Adakah hal yang lebih membanggakan dari kenyataan bahwa AS ternyata tidak berkutik menghadapi bangsa Iran dan negeri Imam Mahdi ini? Padahal, AS selama ini merasa menjadi penguasa dunia karena memiliki klaim, fasilitas militer, serta kekuasaan atas sejumlah pemerintahan bonekanya dan juga kekuasaan atas kekayaan milik bangsa-bangsa tertindas; padahal, negeri adidaya ini memiliki segala jaringan media massa. Akan tetapi, kini AS terus dipermalukan dan terjebak untuk terus melakukan berbagai skandal.
Adakah hal lain yang lebih membanggakan kita dibandingkan dengan fakta bahwa AS sampai tidak tahu kepada siapa harus melobi; ketika wajahnya dipalingkan ke berbagai arah, ia menerima jawaban penolakan? Hal ini semua bisa terjadi tidak lain karena adanya pertolongan gaib dari Allah SWT yang telah membangunkan bangsa-bangsa, terutama bangsa Iran ini, sekaligus membimbingnya keluar dari kegelapan akibat pemerintahan yang keji, ke arah cahaya Islam.
Kini, kepada bangsa Iran yang mulia, bangsa yang telah mengalami ketertindasan ini, saya menganjurkan agar mereka istiqamah di jalan yang lurus milik Allah, jangan sampai condong ke Timur yang atheis , dan jangan pula ke Barat yang kafir dan kejam. Tetaplah berpegang teguh di jalan yang telah ditetapkan Allah sebagai jalan yang kuat dan kokoh. Kita jangan sampai lupa, walaupun hanya sedetik, untuk bersyukur atas nikmat ini.
Jangan biarkan antek-antek para adidaya, baik itu di luar negeri, maupun yang lebih buruk lagi di dalam negeri, menggoncangkan niat tulus dan semangat baja kita. Ketahuilah bahwa semakin besar jaringan media massa dunia dan kekuatan setan di Barat dan Timur melakukan kejahatan , semakin besarlah bukti bahwa kekuatan Ilahiah-lah yang kita miliki. Allah Yang Mahabesar akan menghukum mereka, baik di dunia maupun di alam akhirat. Innahu waliyyun-ni'am wa biyadihi malakuutu kulli syai'in -Sesungguhnya, Dialah pemilik segala nikmat, dan di tangan-Nya lah segala sesuatu .
Dengan penuh kesungguhan, saya minta kepada bangsa-bangsa muslim agar mematuhi bimbingan para Imam Maksum dalam budaya politik, sosial, ekonomi, dan militer. Merekalah pembimbing besar umat manusia. Karena itu, patuhilah mereka dengan baik, dengan jiwa dan raga, serta dengan penuh pengorbanan. Di antara (masalah yang harus dipatuhi itu) adalah masalah fiqih tradisional , yang merupakan penjelasan atas risalah dan keimaman, sekaligus penjamin pertumbuhan dan kebesaran bangsa. Baik fiqih tradisional itu berupa hukum-hukum primer maupun sekunder , semuanya merupakan satu kesatuan dalam fiqih Islam. Janganlah menyeleweng darinya, meskipun hanya sedikit.
Saya juga menasehatkan agar umat Islam jangan mendengarkan was-was atau bisikan setan berbentuk manusia yang selalu menunjukkan penentangan atas kebenaran agama. Ketahuilah bahwa satu langkah penyelewengan merupakan pendahuluan dari kehancuran agama, hukum Islam, dan pemerintahan yang berkeadilan Ilahi. Jangan lupakan shalat Jumat dan juga shalat berjamaah, yang menujukkan sifat politik dari shalat. Shalat Jumat merupakan inayah terbesar dari Allah kepada Republik Islam Iran.
Hal lain yang juga tidak boleh dilupakan adalah upacara duka cita mengenang kemazluman Imam Maksum, khususnya Imam Husain a.s., yang merupakan penghulu orang-orang tertindas dan panglima para syuhada (semoga shalawat dan salam dilimpahkan oleh Allah, para nabi, para malaikat Allah, dan oleh orang-orang yang salih, atas jiwa besar Imam Husein).
Ketahuilah bahwa perintah para Imam Maksum a.s. untuk mengenang kebesaran perjuangan dalam sejarah Islam ini, serta kebencian dan kutukan kepada para pelaku kezaliman terhadap Ahlul Bait, merupakan seruan perjuangan bangsa-bangsa dalam menghadapi penguasa zalim dalam sepanjang sejarah. Ketahuilah bahwa laknat dan kebencian dan teriakan atas ketidakadilan Bani Umayah , meskipun mereka telah jatuh dan dikirim ke neraka jahannam, sesungguhnya merupakan teriakan terhadap para pelaku kezaliman di dunia. Teriakan itu akan menghidupkan teriakan yang sangat kita perlukan untuk menghancurkan kezaliman ini.
Dalam ratapan-ratapan duka cita dan syair-syair elegi, serta syair-syair pujian terhadap Imam Maksum a.s., secara tegas haruslah juga diingatkan tragedi dan kezaliman para penzalim di berbagai masa dan penjuru. Masa kini merupakan zaman kemazluman dunia Islam oleh AS, Uni Sovyet, dan negara-negara lain yang bergabung dengan mereka. Di antara para pengikut para penzalim adalah keluarga Saud, pengkhianat Baitullah (laknat Allah, malaikat, dan rasul-Nya bagi mereka). Kejahatan-kejahatan mereka itu haruslah tetap diingat, diteriakkan, dan dikutuk. Semua harus mengetahui bahwa upacara politik, yaitu upacara haji, adalah sarana untuk mempersatukan kaum muslimin sekaligus sarana penjaga nasionalitas kaum muslimin, terutama para syiah (pengikut) Imam Dua Belas a.s.
Hal yang juga perlu saya ingatkan adalah bahwa wasiat politik Ilahiah yang saya sampaikan ini tidaklah dikhususkan untuk bangsa Iran yang besar, melainkan juga merupakan nasehat bagi seluruh negara-negara muslim dan kaum tertindas di dunia, dari bangsa manapun dan agama apapun.
Seraya mengakui kelemahan yang saya miliki, saya memohon kepada Allah azza wa jalla, agar jangan sampai meninggalkan kita dan bangsa kita walaupun sedetik, dan jangan sampai Dia melepaskan perlindungan gaib-Nya kepada putera-putera Islam dan para pejuang yang mulia, meskipun hanya sedetik.
Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar