
Ayatollah Al-Udzma Khamenei yang kini duduk sebagai Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah salah satu tokoh yang mengulas berbagai sisi revolusi Islam Iran dari berbagai aspeknya dengan sangat cermat dan jeli. Ayatollah Al-Udzma Khamenei adalah salah satu tokoh yang telah terlibat secara aktif dalam gerakan kebangkitan Islam pimpinan Imam Khomeini (ra) sejak awal dimulainya gerakan ini.
Pasca kemenangan revolusi, beliau mengemban tanggung jawab di berbagai posisi penting. Setelah wafatnya Imam, mandat kepemimpinan revolusi Islam diserahkan oleh Dewan Pakar Kepemimpinan kepada beliau. Karena itu, pandangan Ayatollah Al-Udzma Khamenei tentang revolusi Islam Iran adalah pandangan yang pasti mendalam dan menunjukkan hakikat sebenarnya dari revolusi ini.Pemimpin yang di Iran lazim disebut Rahbar ini menyebut revolusi Islam Iran sebagai awal dari fase politik yang baru bagi sejarah Iran. Beliau mengatakan, "Kriteria khusus yang ada pada revolusi Islam membuatnya menjadi fenomena tak ada bandingannya dalam sejarah." Salah satu kriteria revolusi Islam Iran yang membedakannya dari revolusi yang lain dalam sejarah adalah sisi keislamannya. Sejak awal, rakyat Iran mengusung slogan-slogan keislaman dan menghendaki berdirinya pemerintahan Islam di negeri ini. Rahbar mengatakan, "Slogan paling utama dalam gerakan revolusi ini adalah slogan keislaman dan ikrar keloyalan bangsa ini kepada agama dan ajaran Islam."Di saat-saat genting kala gerakan revolusi ini mencapai puncaknya, rakyat Iran terus berjuang dengan memohon bantuan Allah Swt. Rahbar terkait hal ini menjelaskan, "Revolusi Islam memiliki akar yang sangat dalam dan Allah selalu membantunya. Saya berulang kali mendengar Imam Khomeini mengatakan bahwa sejak awal terlibat gerakan kebangkitan ini beliau merasakan adanya tangan ilahi yang selalu memberi pertolongan. Memang demikianlah, dan orang bisa menyaksikan tangan ilahi itu." Meski demikian, Rahbar menggarisbawahi bahwa pertolongan ilahi akan didapat selama kita tidak goyah dalam perjuangan.
MusikRevolusi Islam telah menghasilkan berdirinya pemerintahan Islam yang gelombangnya mengimbas berbagai belahan lain dunia Islam. Revolusi ini meniupkan kembali nafas Islam ke tubuh umat Islam. Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut revolusi ini sebagai awal dari berkuasanya kembali nilai-nilai spiritual dan kebangkitan dunia Islam. Beliau menyatakan bahwa hal pertama yang dilakukan Imam Khomeini lewat revolusi ini adalah menghidupkan Islam kembali. Mengenai hal ini Rahbar menuturkan, "Selama 200 tahun arogansi dunia berusaha melenyapkan Islam. Salah seorang Perdana Menteri Inggris di sebuah forum pertemuan para pemimpin imperialisme dunia mengajak untuk bersama-sama mengucilkan Islam di negara-negara Muslim. Sebab, mereka menyadari bahwa agama ini adalah penghalang paling besar mereka. Imam Khomeini telah menghidupkan Islam dan mengembalikannya ke pemikiran dan perilaku umat manusia dan pentas politik dunia."Rahbar menjelaskan peran bangsa Iran dalam mengenalkan kembali Islam kepada dunia. Beliau mengatakan, "Dengan pengorbanan, kegigihan dan resistensinya dalam menggenggam panji kemuliaan Islam bangsa Iran telah meniupkan semangat baru dan optimisme ke tengah umat Islam. Kalian dapat menyaksikan sendiri hasil optimisme itu di tengah Dunia Islam dan negara-negara Muslim."Kriteria lain dari revolusi Islam adalah kerakyatannya. Seiring dengan penekanan terhadap sisi keislaman revolusi ini, Ayatollah Al-Udzma Khamenei juga memberi penekanan pada sisi kerakyatannya. Menurut beliau, sisi kerakyatan revolusi Islam Iran tidak bisa dipisahkan dari sisi keislamannya. Beliau menjelaskan, "Republik Islam Iran yang berdiri berkat revolusi Islam, adalah kesatuan dengan dua dimensi, keislaman dan kerakyatan. Islam adalah agama yang punya sisi kerakyatan, agama sosial yang menggariskan tanggungjawab umum. Karena itu, sisi kerakyatan revolusi ini muncul dari keislamannya." Rahbar menyebut rakyat sebagai pemilik revolusi yang sesungguhnya seraya menegaskan bahwa tugas menjaga amanat ini ada di pundak rakyat.Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam banyak kesempatan menyerukan persatuan dan solidaritas yang merupakan kunci kemenangan revolusi. Kini untuk menjaga kelestariannya, rakyat juga dituntut untuk terus menggalang dan mempertahankan persatuan. Beliau menandaskan, "Semua pihak harus menjaga persatuan dengan poros prinsip-prinsip utama revolusi, pemerintahan Islam dan wilayatul faqih. Ini adalah poin yang paling penting. Jika persatuan dan solidaritas ini dipertahankan seperti yang ada selama ini, pasti rakyat dan negara akan dapat mewujudkan semua cita-cita revolusi."Ayatollah al-Udzma Khamenei adalah salah satu tokoh dunia Islam yang getol menyuarakan persatuan Islam. Beliau mengatakan, "Salah satu pesan penting revolusi kita adalah persatuan umat Islam. Di mana pun juga di dunia Islam kita selalu menyampaikan pesan ini. Kita katakan, sikap saling hormat harus dijaga dan jangan menghina kepercayaan masing-masing kelompok."Salah satu contoh sisi kerakyatan revolusi Islam ini adalah partisipasi masyarakat dalam memilih pejabat negara. Partisipasi ini beliau sebut dengan istilah demokrasi agama. Sejak awal kemenangan revolusi Islam, rakyat Iran telah terlibat secara aktif dalam menentukan nasib bangsa dan negara. Sudah puluhan referendum dan pemilihan umum yang diikuti oleh rakyat Iran sejak kemenangan revolusi Islam. Rahbar menyatakan bahwa revolusi inilah yang menghadiahkan demokrasi Islam kepada rakyat. Beliau menambahkan bahwa demokrasi agama hanya ada dalam agama Islam. Pemimpin Besar Revolusi Islam menerangkan adanya perbedaan mendasar antara demokrasi agama yang dikenalkan oleh Islam dengan demokrasi ala Barat. Beliau menjelaskan, demokrasi agama adalah model demokrasi paling ideal di dunia, sebab demokrasi ini sejalan dengan hukum dan petunjuk ilahi. Rakyat punya hak memilih tapi pemilihan itu ada di dalam kerangka hukum Allah yang tanpa cela dan kekurangan. Pemilihan seperti inilah yang akan membimbing ke arah yang benar.Kelebihan lain yang ada pada revolusi Islam Iran adalah dimensi spiritualnya yang kental dan menyatu dalam pengelolaan negara. Dalam penjelasannya beliau menyebutkan bahwa dalam kamus politik Imam Khomeini, spiritualitas menyatu dengan politik. Dengan kata lain, agama tak terpisahkan dari politik. Dalam masa perjuangan dulu, sisi terpenting dari perilaku perjuangan Imam adalah sisi spiritualnya. Imam Khomeini selalu menyesuaikan setiap langkah dan sikapnya dengan perintah Allah dan spiritualitas.Masalah spiritualitas jika dijunjung tinggi oleh para pengelola negara akan membuat mereka melupakan sisi materi dan mencegah dari ambisi duniawi. Kerakusan kepada pangkat dan harta tak lagi menyilaukan mata mereka. Rahbar mengatakan, "Sudah menjadi hal yang wajar di dunia, jika seorang pemimpin mempunyai sifat yang khas seperti kesombongan, kemewahan, glamorisme, egoisme dan semisalnya. Namun Imam Khomeini menampilkan wajah yang lain, bahwa seorang pemimpin yang dicintai oleh bangsanya dan umat Islam di seluruh dunia bisa hidup dengan kezuhudan."Keadilan sosial adalah salah satu ajaran terpenting dalam Islam. Dengan alasan inilah revolusi Islam Iran menaruh perhatian yang sangat besar terhadap keadilan. Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebut keadilan sebagai slogan utama gerakan revolusi Islam. Beliau menegaskan, "Keadilan dan upaya mengikis kesenjangan sosial harus menjadi prioritas dalam perumusan undang-undang dan pelaksanaan."Kriteria lain yang menambah keistimewaan revolusi Islam Iran adalah upayanya mengembalikan kehormatan umat Islam. Kehormatan ini didapat lewat berbagai cara diantaranya dengan moqawamah dan melawan para arogan dan kaum zalim. Revolusi Islam telah mensosialisasikan budaya moqawamah dan kebangkitan Islam. Gerakan moqawama di Lebanon dan Palestina yang membanggakan dan berhasil melumpuhkan mesin-mesin perang rezim Zionis terilhami oleh revolusi Islam Iran. Rahbar mengatakan, "Hari ini, di banyak negara, Islam menjadi idola kaum muda yang tercerahkan. Salah satu contohnya adalah Palestina. Isu Palestina sudah diangkat sejak dahulu dan ada gerakan perjuangan untuk membebaskan Palestina namun selalu kandas. Kini bangsa Palestina bangkit berjuang atas nama Islam."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar