Kenalkah Anda dengan Tom Cruise atau Brad Pitt? Kenalkah Anda dengan David Villa atau Christiano Ronaldo? Atau kenalkah Anda dengan Will Smith atau Ahmad Dhani? Kemungkinan besar anda semua sudah mengenal nama-nama selebriti tersebut? Tapi kenalkah anda dengan Husain bin Ali bin Abi Thalib?
Mungkin di antara Anda semua ada yang menjawab: ya, saya kenal Husain putra Ali bin Abi Thalib tersebut. Namun benarkah Anda telah benar-benar mengenalnya seperti anda mengenal para artis atau selebriti tersebut di atas? Tahukah Anda siapa nama mantan istri Ahmad Dhani? Pasti Anda tahu. Tapi tahukan Anda siapa nama istri Imam Husain, cucu Nabi Muhammad Saw ini? Saya sangat yakin banyak di antara Anda yang tidak mengetahuinya.
Anda tidak bersalah! Mengapa? Karena Anda lebih banyak disuguhkan info-info tentang para selebriti ketimbang para pejuang Islam, para pejuang kemanusiaan, ulama dan para alim Islam.
Pada kesempatan ini, kita mencoba mengenal sedikit informasi siapa sebenarnya Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib as yang lahir 3 Sya’ban 4 H dan syahid dibantai di Padang Karbala pada hari Jum’at, 10 Muharram 61 Hijriyyah, pada usia 58 tahun.
Imam Husain bin Ali as adalah putra Ali bin Abi Thalib dan Fathimah az-Zahra, putri kesayangan Sang Nabi Saw. Jadi dia adalah cucu Nabi Muhammad Saw.
Di dalam hadis-hadis dan sejarah Islam, terdapat banyak sekali riwayat tentang Imam Husain. Di dalam riwayat-riwayat tersebut banyak dilukiskan betapa Rasulullah Saw sangat mencintai Hasan dan Husain putra Ali dan Fathimah ini.
Keduanya dilahirkan di Madinah. Kecintaan dan kasih sayang Rasulullah Saw yang sangat besar terlihat dari ucapan-ucapan maupun sikap Rasulullah Saw sendiri terhadap kedua cucunya ini.
Yang menarik, Rasulullah Saw sendiri tidak pernah memanggil keduanya dengan sebutan cucu, tapi beliau memanggil keduanya dengan sebutan : anakku!
Banyak sekali riwayat tentang ini, di antaranya adalah :
Salman al-Farisi ra berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah saww bersabda:
“Hasan dan Husain adalah dua orang anakku. Barangsiapa mencintai mereka berdua berarti mencintaiku dan barangsiapa yang mencintaiku pasti Allah mencintainya dan barangsiapa yang dicintai Allah niscaya Allah masukkan ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang membenci mereka berdua berarti membenciku dan barangsiapa yang membenciku pasti Allah pun membencinya, dan barangsiapa yang dibenci Allah niscaya Allah campakkan dia ke Neraka dengan wajahnya terlebih dulu!” 1]
Ketika Rasulullah diberitahu akan kelahiran cucunya yang kedua, beliau bersegera menuju ke rumah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayyidah Fathimah.
Rasulullah berkata kepada Asma’ binti ‘Umais: “Hai Asma’, tolong bawa kemari anakku itu!”
Asma’ pun lalu membawa bayi yang terbungkus kain putih itu dan memberikannya kepada Rasulullah saww.
Rasul saww nampak begitu gembira. Beliau mendekap bayi mungil tersebut dan membacakannya adzan di telinga kanan bayi itu dan Iqamat di telinga kirinya. Kemudian Nabi menidurkan cucunya itu di kamarnya. Keluar dari kamar Nabi saww menangis tersedu-sedu.
Mendengar tangis Rasulullah saww itu Asma’ menjadi heran dan bertanya kepada beliau: “Demi ayah dan ibuku, siapa yang engkau tangisi ya Rasulullah?”
“Anakku itu,” Jawab Nabi
“Dia anak zaman,” kata Asma’
“Wahai Asma’, kelak dia akan dibunuh oleh kelompok pembangkang sesudahku yang syafaatku tidak akan sampai kepada mereka,” kata Rasulullah menjelaskan.
Kemudian Rasulullah berkata perlahan:
“Wahai Asma’! Jangan kau beritahuhal ini kepada putriku Fathimah. Dia baru saja melahirkan.” 2]
Suatu hari diberitakan Hasan dan Husain hilang. Maka, ibu mereka, Sayyidah Fathimah datang kepada Nabi Saw. Rasulullah Saw terkejut dan tersentak mendengarnya, namun Jibirl as segera memberitahu beliau di mana keduanya berada. Allah Swt dan Jibril menentramkan keluarga yang sedang dilanda kekhawatiran. Ketika Nabi Saw mendatangi tempat di mana keduanya berada, keduanya sedang tertidur di atas sebuah tikar yang terbuat dari kulit bintang. Di dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa Nabi Saw melihat seorang malaikat membentangkan sayapnya demi melindungi keduanya dari segala bahaya.
Nabi Saw mendatangi keduanya dan menciumi mereka dengan mesranya sehingga mereka berdua terbangun.
Nabi Saw menggendong keduanya dan membawanya menuju masjid di pusat kota Madinah. Suatu kerumunan massa, kaum Muslim mengikuti Nabi saw yang masih terus menggendong Hasan dan Husain dan berseru kepada khalayak ramai :
“Wahai kaum Muslim! Maukah kalian kuberitahu, siapakah orang yang mempunyai kakek dan nenek terbaik?”
“Ya Rasulullah…” jawab Kaum Muslim serentak, “Mereka adalah Hasan dan Husain!”
“Kakek mereka adalah Rasul utusan Allah, penutup para Nabi, dan nenek mereka adalah Khadijah binti Khuwailid, penghulu wanita di surga.” Nabi Saw juga menyampaikan bahwa keduanya memiliki paman dan bibi terbaik, dialah : Ja’far dan Ummu Hani, keduanya adalah putra Abu Thalib. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Ya Tuhan, Engkau Maha Tahu, Hasan dan Husain kelak akan berada di surga, paman dan bibinya pun akan berada di surga, dan semua orang yang mencintainya akan masuk surga, dan mereka yang membenci keduanya akan masuk neraka!” 3]
Salman al-Farisi ra juga berkata : “Aku menemui Rasulullah saww dan kulihat Al-Husain sedang berada dipangkuan beliau. Nabi mencium pipinya dan mengecupi mulutnya, lalu Nabi bersabda:“Engkau seorang Imam, putra seorang Imam, dan saudara seorang Imam. Engkau seorang Hujjah, putra seorang hujjah dan saudara seorang hujjah dan ayah dari sembilan hujjah. Hujjah yang ke sembilan : Qaim mereka, yaitu al-Mahdi!” 4]
Rasulullah saww bersabda : “Ahlul Baitku yang paling aku cintai adalah Hasan dan Husain.” 5]
Rasulullah saww sering bersabda : “Husain dari aku dan aku darinya. Allah mencintai siapa yang mencintai anakku, Husain!” 6]
Tidak jarang Hasan dan Husain menaiki punggung Nabi saww, ketika bermain-main dengan Nabi saww, bahkan kadang-kadang Husain menaiki punggung Nabi saww ketika Nabi saww sedang sujud dalam shalatnya. Beliau membiarkannya dan tetap sujud sampai Husain turun dari punggungnya. Para sahabat yang menjadi makmum bertanya kepada Rasulullah, mengapa beliau melamakan sujudnya. Nabi saww bersabda: “Anakku sedang menaiki punggungku, maka aku tidak ingin membuatnya terjatuh.” 7]
Abu Hurairah pernah berkata bahwa dirinya pernah mendengar bahwa Rasulullah saww bersabda: “Barangsiapa mencintai keduanya – Hasan dan Husain – berarti dia mencintaiku dan barangsiapa yang membenci keduanya berarti sungguh ia telah membenciku.” 8]
Rasulullah saww memuliakan kedua anak itu – Hasan & Husain – dengan menerima bai’at mereka di waktu kecil bersama Abdullah bin Ja’far dan yang menarik Nabi Saw tidak membai’at anak kecil selain mereka.
Rasulullah saww bersabda : “Husain dari aku dan aku dari Husain. Allah mencintai siapa yang mencintai putraku, Husain.” (H.R. Tirmidzi)
Rasulullah saww bersabda : “Hasan dan Husain adalah kedua wangi-wangianku di dunia.” (H.R. Ahmad, Ibnu Adi, Ibnu Asakir dan Tirmidzi)
Rasulullah saww bersabda : “Barangsiapa yang ingin melihat kepada pemimpin pemuda ahli Surga, maka hendaklah ia melihat kepada Husain.” (H.R. Abu Ya’la)
Rasulullah saww bersabda : “Sesungguhnya Hasan mewarisi wibawa dan kedermawananku sedangkan Husain mewarisi keberanian dan kepemimpinanku.” (H.R. Ibnu Mandah, Thabrani, Abu Nu’aim dan Ibnu Asakir)
Rasulullah saww suatu ketika pernah memandangi Ali, Hasan, Husain dan Fathimah (saww), kemudian beliaupun bersabda: “Aku akan memerangi orang yang memerangi kalian dan akan berdamai dengan orang yang berdamai dengan kalian.”
(H.R. Ahmad dalam Musnadnya 2:442, Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir dan Haitsami dalam Majma’ az-Zawai’id 9:169)
Suatu hari Rasulullah Saw menggenggam tangan Hasan dan Husain, lalu Nabi saww bersabda: “Barangsiapa mencintaiku dan mencintai kedua anak ini serta mencintai kedua orang tuanya, maka ia akan bersamaku dan sederajat denganku di Surga”
(H.R. Tirmidzi dalam Sunannya & Ahmad dalam Musnadnya)
Rasulullah saww bersabda : “Aku, Fathimah, Hasan dan Husain pada Hari Qiyamat akan berada dalam kubah di bawah ‘Arasy”
(H.R. Thabrany dalam Al-Kabir, Suyuthi dalam Jam’ al-Jawami’ hadits ke:8519, Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid 9:174)
Ya’la bin Murrah menuturkan bahwa ketika para sahabat dan Nabi saww sedang menuju tempat undangan makan, terlihatlah al-Husain sedang bermain di jalanan. Ya’la melanjutkan, Nabi lantas berjalan mendahului para sahabat, lalu ia membentangkan tangannya, tetapi al-Husain (kecil) malah berlari ke sana-kemari. Nabiu saww tertawa melihatnya, lalu Nabi merangkulnya dengan satu tangan di dagunya dan tangan lainnya di kepalanya, dan Nabi saww bersabda: “Husain adalah dariku dan aku darinya. Allah mencintai orang yang mencintai Husain” (H.R. Ibnu Majah dalam Sunannya)
Sedemikian banyak keutamaan-keutamaan Imam Husain as, sampai-sampai puluhan bahkan ratusan kitab disusun untuk membeberkan semua perihal tentang Imam Husain, dari akhlaq, perilaku, perjuangannya di dalam menegakkan Islam sampai kesyahidannya yang sangat tragis di Karbala.
Catatan Kaki :
[1] At-Thabarsi, I’lam al-Wara bi A’lam al-Huda hal. 219
[2] Ibid, hal. 217
[3] Al-Fayruzabadi, III, 187.
[4] Al-Qanduzi, Yanabi’ al-Mawaddah
[5] H.R. Tirmidzi hadits ke 3779 dalam Al-Manaqib bab: Manaqib Hasan dan Husain
[6] H.R. Tirmidzi hadits ke 3775, Ibnu Majah hadits ke 144
[7] H.R. An-Nasai 2:229-230 dalam Iftitah ash-Shalat, Ahmad dalam Al-Musnad 3:494, dan Al-Hakim dalam al-Mustadrak 3:166
[8] H.R. Ahmad dalam Musnadnya 2 : 531
Quito's Note
Perkataan Ulama tentang Syi’ah Rafidhah
BalasHapusAsy-Syaikh Dr. Ibrahim Ar-Ruhaili di dlm kitab Al-Intishar Lish Shahbi Wal Aal menukilkan sekian banyak perkataan para ulama tentang mereka. Namun dikarenakan sangat sempit ruang rubrik ini mk hanya bisa ternukil sebagian saja.
1. Al-Imam ‘Amir Asy-Sya’bi berkata: “Aku tdk pernah melihat kaum yg lbh dungu dari Syi’ah.”
2. Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri ketika dita tentang seorang yg mencela Abu Bakr dan ‘Umar beliau berkata: “Ia telah kafir kepada Allah.” Kemudian ditanya: “Apakah kita menshalati ?” Beliau berkata: “Tidak tiada kehormatan .”
3. Al-Imam Malik dan Al-Imam Asy-Syafi’i telah disebut di atas.
4. Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Aku tdk melihat dia itu orang Islam.”
5. Al-Imam Al-Bukhari berkata: “Bagiku sama saja apakah aku shalat di belakang Jahmi dan Rafidhi atau di belakang Yahudi dan Nashara . Mereka tdk boleh diberi salam tdk dikunjungi ketika sakit tdk dinikahkan tdk dijadikan saksi dan tdk dimakan sembelihan mereka.”
6. Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Razi berkata: “Jika engkau melihat orang yg mencela salah satu dari shahabat Rasulullah mk ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu krn Rasul bagi kita haq dan Al Qur’an haq dan sesungguh yg menyampaikan Al Qur’an dan As Sunnah adl para shahabat Rasulullah . Sungguh mereka mencela para saksi kita dgn tujuan utk meniadakan Al Qur’an dan As Sunnah. Mereka lbh pantas utk dicela dan mereka adl zanadiqah.”
Demikianlah selayang pandang tentang Syi’ah Rafidhah mudah-mudahan bisa menjadi pelita dlm kegelapan dan embun penyejuk bagi pencari kebenaranAmin.
Sumber: www.asysyariah.com
sead out:
BalasHapusSumber satu pihak takkan pernah dipercaya kecuali Al-quran
Hadis seperti itu buat kau saja,cuma akan menjadi sumber perpecahan
pertanyaan: jika semua sahabat benar jadi yang berperang dengan imam Ali,yg menyebabkan fathimah keguguran, adalah benar??
Think again !!!